Pages

Kamis, 26 Juli 2018

Ketika Bunda Khadijah Merasakan Perasaanku




Refresh dulu setelah hilang beberapa bulan dari namanya menulis blog. Hanya menuangkan pemikiran dan perasaan saat ini tsah hehehe.

Beberapa menit yang lalu, saya mengunjungi media sosial paling hit di dunia, yes "Facebook" apa lagi hehehe.

Di salah satu menu Facebook ada yang namanya kenangan...segala kenangan masa lampau ditampilkan, mulai dari yang  alay sampai yang tampak tegar padahal hancur lebur, apa sih...haha.

Salah satu kenangan itu saya kutip dari salah satu novel best seller dunia. Berikut kutipannya

"sungguh senang sekali hatiku telah Engkau perkenankan memasuki rumah-Mu. Betapa berarti sekali pintu ini bagiku. Aku memohon kepada-Mu agar Engkau tidak akan pernah menutup pintu ini untukku. Sungguh, seandainya akan tertutup, hal itu hanya akan mungkin terjadi dengan kekuatan-Mu. Namun, janganlah Engkau berkenan menutupnya bagiku, bagi semua umat manusia. Pintu yang akan membuat hati mereka bermekaran cinta-Mu sehingga mereka tidak akan saling bermusuhan  satu sama lain dan akan memberikan persembahan yang terbaik untuk-Mu. Seandainya cinta di dunia ini sudah tiada sama sekali, janganlah Engkau biarkan pintu ini tertutup. Meski hamparan Padang pasir tidak lagi tersisa bulir pasirnya, atau perjalanan panjang sudah tidak ada lagi menyisakan tujuan, atau hamparan samudera mengering airnya, janganlah Engkau berkenan menutup pintu-Mu ini. Aku tahu, rumah-Mu ini ibarat setetes air dari hamparan samudera dan lautan abadinya rahmat-Mu. Aku tahu, pintu ini seperti embusan napas cinta yang membuat manusia terbuai, syahdu dalam penghambaan kepada-Mu. Dan kini, aku kembali bersimpuh, menghamba di hadapan-Mu, ya Rabb! Sungguh, berkenan lah Engkau mengampuni kesalahan-kesalahanku, berkenan lah Engkau menyelimuti, melindungi, dan mencintai hamba-Mu ini. Sungguh, diri ini sangat butuh perlindungan, cinta, dan belas kasih-Mu, serindu diriku untuk selalu mendekatkan diri dalam pertobatan kepada-Mu. Duhai Allah, aku panjatkan pengaduan ini kepada-Mu. Aku memohon dengarlah isi hatiku. Tunjukkanlah jalan hidup ini ke arah yang menuju kepada-Mu. Limpahkanlah kebaikan dan keindahan, baik di dunia ini maupun di alam setelah kehidupan.

-Khadijah "ketika rahasia Mim tersikap"-

Actually, sedikit mempengaruhi pemikiran saya yang sangat sederhana ini, bahwa sesungguhnya hidup tidak hanya saya, kamu, dia dan mereka, tapi ada sang Maha yang selalu ada untuk saya, kamu, dia dan mereka yang terkadang diliputi nafsu dunia. Seakan penulis novel ini merasakan perasaan bunda Khadijah dan perasaan ku saat ini. 😁

-neng ina-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar